Wabah permen Asem

tau permen asem nggak ??
rasanya asem.... (sotoy...)

di kelasku lagi ada wabah permen asem. mau tau ceritanya ??
dahulu kala ada seorang putri bernama raden rara septiana adus ning kali ra nganggo klambi.sang putri yang nyambi jadi bandar pemen asem ini suatu hari membawa sebungkus gula-gula. dengan provokasi yang canggih mirip anggota legislatif, dia berhasil membujuk teman sebangkunya untuk mencicipi permen yang dia bawa. setelah sang korban mengkonsumsi permen naas tersebut, korban mengalami ketagihan. dan tebak teman-teman semuanya, apa yang terjadi kemudian. ternyata seluruh

anak di kelas mulai tergoda dengan permen mungil asem berwarna coklat itu. saat itulah dimulai masa kejayaan permen asem (mulai sekarang disebut narkosem ya ). anak-anak mulai ketagihan dan mereka ingin makan permen itu terus menerus. efeknya sungguh menakjubkan. mata mereka jadi melek, karena perut mereka melilit kebanyakan makan narkosem. walaupun sudah diketahui dampaknya, anak-anak masih saja mengkonsumsi permen ini. sampai sekarang belum ada konfirmasi lebih lanjut tentang narkosem, karena sang putri sekaligus bandarnya lagi sibuk ngitungin laba. entah sampai kapan narkosem akan terus bertahan....

Diposting oleh deVi
kabut putih yg pucat
terasa penuh warna dan pelangi yg enggan dtng pun berbinar
kertas putih yg pudar
Tertulis seribu kata
Dan ku ungkap semua yang sedang ku rasa
Dengarkanlah kata hatiku
Bahwa ku ingin tetap disini

Tak perlulah aku keliling dunia
Biarkan ku disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna ku tak mau jauh darimu

Dunia boleh tertawa melihatku bahagia
Walau ditempat yang kau anggap tak biasa
Biarkanlah aku bernyanyi
Berlari berputar menari disini

Tak perlulah aku keliling dunia
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna kau disini
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku

Tak perlulah aku keliling dunia
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku

Tak perlulah aku keliling dunia 2x
Diposting oleh deVi
Sabtu, 15 November 2008 di 01.14 | 0 komentar  
Kau berkelana
Ke negara sepak
bola
Bukan Italia
Bukan juga Argentina Ohoho… Ohoho…
Ditinggal
cinta
Buat aku tak
berdaya
Gundah gulana
Ingin aku menyusulnya
Ohoho… Ohoho…
Dia jauh
Dia jauh
Aku Rindu
Aku rindu
London,
London…
Ingin ku kesana
London,
London…
Pergi menyusulnya
Diposting oleh deVi


Pada pembukaan Euro 2008 kemarin ada salah satu band yang menyita perhatian saya. Band asal Bandung yang bernama The Changcuters ini laginya mulai digemari anak muda jaman sekarang apalagi klo bukan lagu ost. tarix jabrix “I Love You Bibeh..” & “Racun Dunia..”
penasaran?? yukk kita lihat profil band yg memiliki gaya unik ini

Pasti pernah mendengar jargon beuuu di sebuah iklan provider selular di teve. Jargon tersebut sekarang amat populer di masyarakat. Di iklan tersebut diceritakan sebuah kelompok band sedang berbincang-bincang tentang provider selular yang menguntungkan buat mereka. Percakapan itu menjadi lucu karena ditingkahi jargon beuuu dengan intonasi menggelitik dari salah serorang personelnya. Bisa jadi, keberhasilan jargon itu lantaran mimik lucu model iklannya, yang tak lain adalah The Changcuters.
Band asal Bandung ini terhitung baru. Popularitas iklan itu sedikit banyak telah mendongkrak band beranggotakan Moh. Tria Ramadhani (vocal), Muhammad Iqbal atau Qibil (lead guitar), Dipa Nandastra Hasibuan (bass), Arlanda Ghazali Langitan atau Alda (guitar) dan Erick Nindyoastomo (drum) ini.“Dulu setiap naik panggung sambutannya biasa-biasa saja. Tapi semenjak jadi model iklan sambutannya dahsyat,” ungkap Tria bangga. Berawal dari band indie, The Changcuter kini sudah dikontrak label besar, Sony BMG Music. Pada 16 Februari lalu mereka telah meluncurkan album kedua, Mencoba Sukses Kembali. Ketika masih lewat indie label mereka menelurkan album perdana, Mencoba Sukses, yang ternyata justru tak sukses.
Awal Desember 2007 lalu The Changcuters dapat tawaran bermain Iklan Beuuu. Lima pria lajang itu diundang ke Jakarta untuk berbincang-bincang dengan sebuah agency dan biro iklan. Mereka tak menyadari percakapan itu sudah bagian dari workshop pembuatan iklan. Mereka tak menyangka prosesnya dibuat ekstra cepat. “Ya, sudah, dua hari workshop, dua hari kemudian syuting, dan dua hari kemudian tayang televisi. Kami dibuat terkagum-kagum,” imbuh Dipa.
Sementara Tria yang berkali-kali menyebut kata beuuu awalnya mengaku kesulitan saat syuting berlangsung. Sebab, Tria diwajibkan mengucapkan kata beuuu dalam 20 karakter sampai akhirnya dipilih karakter yang sudah tayang sekarang ini. Sudah barang tentu muka Tria dibuat “pegal”, suara pun agak parau karena harus mengucapkan beuuu dalam berbagai intonasi. Jargon beuuu sendiri merupakan pesanan dari pengiklan. Mereka hanya menambahkan kata “Coi”, sebagai sapaan akrab.
Lucunya, kata Tria, saat syuting di sebuah ruangan Gedung Serba Guna Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan, bersebelahan dengan peserta seminar, sehingga mereka tak boleh berisik. “Padahal, ucapan beuuu itu kadang butuh pengambilan suara yang keras. Ya, jadi kami boleh mengeluarkan suara keras pada saat take saja,” ujar Tria tertawa.
Nikah BarengNama The Changcuters bukan bermakna jorok atau berasal dari Bahasa Sunda yang berarti pakaian dalam pria. Tapi berasal dari nama seorang sahabat, Cahaya, yang popular di mata mereka lantaran lucu. “Cahaya itu biasa kami panggil Cangcut,” sebut Dipa. Saking ngetop-nya panggilan Cangcut, mereka terbiasa menggunakannya sebagai panggilan akrab diantara mereka. Seperti “Apakabar, Cut?” dan “Mau kemana, Cut?”

Ide mendirikan band berawal dari Dipa, Tria dan Qibil yang teman sekampus, sering menonton pertunjukan musik, khususnya konser-konser musik di Bandung. Pikir punya pikir, “Kok, kita hanya jadi penonton saja. Kenapa bukan kita yang ditonton orang. Ya, sudah, kita dirikan grup musik saja,” cerita Dipa.
Agaknya grup band hanya bertiga kurang lengkap buat mereka. Maka, Alda dan Erik yang notabane juga teman main band Qibil semasa SMU diajak untuk bergabung. Mereka membentuk band beraliran Rock N Roll Setelah sempat menumpuh suka dan duka secara bersama, The Changcuters berharap dapat memelihara keberhasilan yang telah diraih. Kekompakan terus dibina, sebab hal itulah yang biasa membuat sebuah band pecah. Saking kompaknya Dipa, Qibil, Alda dan Erick yang sudah memiliki kekasih berencana nikah bareng. “Sebab, teman saya (undangan, Red), ya teman mereka juga. Jadi satu stage saja, satu meja dan satu undangan. Lebih irit dan unik kali, ya,” seloroh Dipa yang sudah dianggap sebagai juru bicara The Changcuters.
Lantas bagaimana dengan Tria? Rupanya Tria satu-satunya yang masih jomblo dan belum lulus kuliah. Diajak bicara soal asmara pun Tria enggan membahasnya. “Saya memikirkan karier dulu, deh. Urusan itu (kekasih) masih jauh,” kata Tria yang pernah patah hati. Beuuu!
Diposting oleh deVi
BAGI pemirsa radio, belakangan pasti kian akrab dengan lirik-lirik lagu di atas. Ya, lirik-lirik tersebut adalah sebagian dari lirik lagu "Kepompong" milik Sindentosca, yang dalam tiga bulan terakhir cukup populer dalam ajang chart di sebuah stasiun radio. Bahkan, lewat request menggunakan SMS oleh pemirsa, lagu "Kepompong" selalu menempati urutan teratas sehingga cukup wajar jika lagu tersebut sering diputar dan mengakrabi telinga pemirsa.
Bisa disebut, dalam kondisi industri musik saat ini yang lebih banyak disesaki oleh lagu-lagu bertema "cinta melulu" dan bernuansa mellow, kehadiran lagu "Kepompong" seolah memberi warna baru. Lebih segar, orisinal, dan pantas jadi alternatif. Bukan saja liriknya yang unik, tetapi vokal penyanyinya punya warna tersendiri, khas Sindentosca. Siapa Sindentosca?
Sindentosca adalah nama lain dari seorang solois bernama Jalu Hikmat Fitriadi. Bisa disebut Sindentosca adalah Jalu itu sendiri: ia merangkap sebagai vokalis, pencipta lagu, pengaransemen musik, dan manajer. Yang paling mengejutkan, lagu "Kepompong"-musik dan liriknya ia garap seorang diri di kamar kontrakannya. "Kecuali vokal, semua suara musik dalam lagu tersebut dihasilkan melalui program komputer, tetapi kemudian diaransemen ulang," kata Jalu.
Kini, lagu "Kepompong" sudah masuk dapur rekaman melalui Nu Buzz Network, sebuah komunitas bagi mereka yang ingin menyalurkan bakat dan kreativitas bermusik. Lagu "Kepompong" menjadi salah satu single andalan album kompilasi Nu Buzz 1.1 bersama sepuluh lagu lain. Pencapaian Sindentosca sudah merupakan prestasi tersendiri karena kini pecinta musik di tanah air sudah mengenal dan menyukai lagu "Kepompong".
Variasi genre
Namanya juga album kompilasi, pasti penuh warna. Meski semua lagu dalam album ini masih berkutat pada area pop, tetapi terdengar jelas adanya sentuhan variasi genre, seperti jazz, rap, punk, bahkan hip hop. Ini memang menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari karena sebelas grup band dan penyanyi pengisi kompilasi Nu Buzz 1.1 membawa warna musik yang berbeda-beda.
Bersama Sindentosca, "pesawat" Nu Buzz 1.1 juga membawa serta Urban Vibe, grup band asal Bandung, yang beranggotakan Ferry Fernando (vokal/gitar), Don Alfred Mahulete (bas), dan Ivan Chandra Lesmana (drum). Grup band ini mencoba menawarkan harmoni musik pop dengan irama soul (black music) dan jazz.
Menurut Ivan, sebenarnya tidak ada band atau penyanyi luar yang benar-benar memberi influence secara dominan kepada Ubran Vibe. "Pengaruh itu lebih kepada masing-masing personel, ketika main bareng, ya semuanya melebur dan memberi warna musik kami seperti ini," kata Ivan.
Selain Urban Vibe, ada juga Coffee N Cream (Yogyakarta) dan The Ellise (Jakarta). Aliran musik yang diusung Coffee N Cream adalah sweet pop dengan konsep pop ceria dan ringan. Sementara The Ellise, mengusung musik pop yang banyak mendapat pengaruh dari band-band dan penyanyi solois retro seperti ABBA, Linda Ronstadt, Bee Gees, Koes Plus, Vinda Panduwinata, Benyamin Sueb, dan James Brown.
Nuansa akustik tampak terasa berkat kehadiran Drew(baca: dru) dan Adhitia Sofyan. Drew adalah grup band asal Jakarta dengan personel yang sudah punya komunitas sendiri dan sering tampil secara live acoustic di salah satu kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sementara Adhitia Sofyan, pria asal Solo, adalah penyanyi yang sangat mengandalkan konsep akustik dengan gitar andalannya.
Grup band asal Yogyakarta, Differ, mencampurkan warna musik funk, fusion, dan acid jazz. Sedangkan grup musik 2nd Clan dari Semarang mencoba menawarkan aliran hip hop yang riang dan mengentak-entak. Sementara Closehead, grup band yang cukup populer dari Bandung, bermain dalam irama punk rock.
Yang unik adalah kehadiran These R Fake, grup band beranggotakan empat orang mahasiswa ITB, yakni MissNerdie (looping/vokal), NastySaint (Vokal), Didit Tripping (gitar), dan Sherryta (drum). Mereka membawa aliran dance punk atau electroclash. Meski demikian, mereka sendiri mengaku ingin membuat ramuan musik yang sederhana dan unik, serta berbeda dari yang sudah ada, yakni ramuan rock dengan beat nakal elektronik.
Seperti halnya Sindentosca, These R Fake menghasilkan lagu lewat program komputer. "Pengalaman paling mengesankan dan sulit dilupakan bagi kami adalah lagu yang masuk kompilasi Nu Buzz tidak kami rekam di studio yang biasa untuk rekaman, tetapi di kamar kontarakan. Studionya adalah kamar kontrakan," kata NastySaint.
Lirik-lirik unik
Meski masih berceloteh tentang cinta, lirik tiap lagu dalam album kompilasi ini unik dan kadang menggelitik. Beberapa di antaranya (pada awalnya) terdengar norak, tapi setelah berkali-kali diputar, kok terdengar enak. Simak saja lirik lagu "Cewe Manja"-nya 2nd Clan. "Hai cewek manja//dasar anak mama //begitulah pacarku// bagaimana pun aku tetap sayang kamu…".
Atau lirik-lirik lagu Adhitia Sofyan dalam "Memilihmu". "Memilihmu perlu persiapan dan mental// Bagai memilih masuk ke sekolah unggulan// Memilihmu bisa makan waktu yang panjang// Satpam depan suruh aku ambil nomor tunggu…." Memang liriknya berisi ungkapan putus asa dan kepasrahan, tapi cukup membuat orang yang mendengarnya tertawa.
Lirik-liriknya tak melulu berisi ungkapan yang vulgar, realis, atau olok-olok. Ada pula yang liriknya cukup puitis. Lagu "Unromantic" milik Drew, termasuk salah satunya, "Aku tak perlu setangkai bunga mawar// atau menghitung bintang di tengah malam// tak perlu lagi ada lagu cinta// atau rangkaian puisi tentang kita…".
Terlepas dari berbagai kekurangan, lagu-lagu karya para pendatang baru dalam album ini cukup menjanjikan. Menurut Promotion Manager Nu Buzz Network, Ina Nurulita, proses pemilihan artis dan lagu yang masuk ke dalam Nu Buzz 1.1 tidaklah mudah. "Awalnya ada ratusan demo lagu yang masuk. Dari ratusan lagu yang dikirim oleh grup band dan penyanyi pendatang baru dari berbagai kota di tanah air itu kemudian "diperas" menjadi 21 lagu.
"Nah, 21 lagu inilah yang masuk daftar chart radio partner dan diputar secara regular selama hampir tiga bulan. Melalui request yang dikirim lewat SMS, para pendengar radio kemudian menentukan sebelas lagu favorit dan lahirlah album kompilasi ini," kata Ina menjelaskan.
Kita berharap, dari album "keroyokan" ini kelak lahir bintang baru, yang bisa lebih memberi semarak warna musik di tanah air. Bukankah dulu Coklat, Padi, dan Letto juga memulai perjalanan mereka di industri musik dari album kompilasi sampai akhirnya terkenal seperti sekarang juga? Siapa tahu, dengan diberi kesempatan sama, para pendatang baru ini bisa unjuk diri membuktikan bahwa mereka juga pantas jadi bagian penting dalam industri musik tanah air.



















Diposting oleh deVi
Selasa, 11 November 2008 di 04.29 | 0 komentar  













Seventeen Band
merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Grup musik ini dibentuk pada tahun 1999. Anggotanya berjumlah 4 orang yaitu Bani (bass), Yudhi (gitar), Herman (gitar), dan Ifan (vokal). Album pertamanya ialah Bintang Terpilih dirilis pada tahun 1999. Band ini umumnya bergenre rock.


Perjalanan karir









Band ini terbentuk atas prakarsa Yudhi

Rus Harjanto (Yudhi), Herman Sikumbang (Herman), dan Windu Andi Darmawan (Andi) yang bersekolah di sebuah SMU swasta di Yogyakarta. Ingin membentuk band secara serius, mereka menggaet Bani, sepupu Yudhi. Secara resmi mereka pun berdiri pada tanggal 17 Januari 1999 jam 17.00. Kebetulan semua personelnya saat itu berusia 17 tahun. Doni (vokal, gitar) bergabung satu tahun kemudian.

Album perdana mereka, Bintang Terpilih dirilis pada tanggal 17 Juli 2003 di bawah Universal Music Indonesia. Mereka menggaet Ari Untung (VJ MTV) untuk berduet di lagu "Jibaku". Album ini terbilang sukses dengan penjualan yang mencapai 75 ribuan dan beberapa lagunya digunakan untuk soundtrack sinetron. Sayang, label tempat mereka bernaung menutup divisi lokalnya. Selama dua tahun, mereka sempat terkatung-katung mencari label yang sesuai.

Saat divisi lokal Universal kembali dibuka, Seventeen pun kembali ke sana. Mereka segera merilis album kedua, Sweet Seventeen (2005) yang mengandalkan lagu "Jika Kau Percaya".

Tiga tahun vakum Seventeen banyak berubah. Perubahan mencolok adalah pergantian vokalis. Doni mengundurkan diri, disusul Andi (drum). Sisa personel Seventeen pun kelabakan mencari pengganti Doni. Setelah melalui proses audisi, mereka memutuskan untuk menggaet Ifan, asal Pontianak, sebagai vokalis. Karakter vokal Ifan yang nge-pop sangat berbeda dengan Doni yang nge-rock. Album ketiga Seventeen, Lelaki Hebat (2008), berubah menjadi sangat pop. Perilisan album ketiga ini sedikit unik, karena Seventeen melakukannya di pusat perbelanjaan barang elektronik Glodok, yang selama ini disinyalir sebagai sarang para pembajak.
Diposting oleh deVi









SEVENTEEN BAND kini memang tak lagi berisi anak-anak muda belasan tahun yang “nekat” berkarya karena ingin berekpresi soal cinta, kegelisahan dan kesedihan. Kini, band asal Jogjakarta ini merevolusi dirinya sendiri, dengan tampilan yang lebih matang dan dewasa.

Sebenarnya, band yang lahir 17 Januari 1999 ini tak tergolong band baru. Di ranah musik pop, Seventeen sudah melahirkan 2 album yang terhitung lumayan. Tidak meledak banget, tapi membuat penikmat musik Indonesia sempat menoleh.

Kala itu, selain Bani (bass), Andi (drum), Yudhi (gitar), dan Herman (gitar), divisi vokal masih diisi line-up Doni. Bareng Doni, Seventeen sempat menelorkan dua album [Bintang Terpilih & Sweet Seventeen].

Bertapa 3 tahun, ternyata membawa banyak perubahan internal band yang beberapa lagunya sempat menjadi theme-song beberapa sinetron di televisi swasta. Perubahan itu terasa sekali pada
personil yang kini mengisi Seventeen. Doni, frontman yang seolah menjadi ikon, memilih mundur. Kemudian tidak ada lagi nama Andi di posisi drum.

Mundurnya Doni, memang menjadi “keribetan” sendiri. Selain banyak mencipta lagu di album sebelumnya, karakter vokal Doni sudah ngeblend banget dengan Seventeen. Alhasil, ketika melakukan audisi, personil lainnya sempat ketar-ketir sebelum akhirnya menemukan Ifan, cowok asal Pontianak, sebagai vokalis.

Ifan pula yang didapuk sebagai vokalis di album ketiga bertajuk ‘LELAKI HEBAT’ [2008]. Ada perbedaan karakter yang kental. Doni berkarakter rock dengan aksentuasi serak yang khas, sementara Ifan lebih ngepop banget dengan ornamen melayu. Jadilah album ketiga ini, pop habis.

Album ini, SEVENTEEN menjagokan single ‘Selalu Mengalah’ yang terdengar lebih fresh dan ngepop dibanding track album sebelumnya. Oh ya, ketika merilis album, band Jogjakarta ini memilih “sarangnya” pembajak di Glodok. Bukan cari sensasi, tapi karena mereka gemas dan sebel dengan ulah pembajak itu. SEVENTEEN sangat sadar, kalau usai rilis album, tiba-tiba saja albumnya sudah ada di lapak-lapak di Glodok. “Itu sudah kita antipasi, meski susah mencegahnya paling tidak kita sudah melakukan aksi,” kata Yudhi, usai acara.

SEVENTEEN memang sedang “bertaruh” dengan keberuntungan. Menjadi band medioker tentu bukan harapan mereka. Tapi kalau memang kudu berkutat dilevelan itu, SEVENTEEN mengaku akan tetap berkarya

Diposting oleh deVi
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates